Selasa, 15 Januari 2008

Ini Teh Penghilang Bau Mulut Kan?

SEBAGIAN orang dalam kehidupan sehari-hari merasa tidak senang terhadap bau atau bau busuk yang ditimbulkan asap rokok, bawang putih, ikan dan lain-lainnya. Pengaruh penghilangan bau (deodorisasi) daun teh hijau telah diketahui sejak lama.

Minum teh hijau juga diketahui dapat menetralisasi bau napas yang disebabkan berbagai jenis makanan. Pengaruh deodorisasi dihubungkan dengan keberadaan polifenol yang terdapat dalam teh hijau.

Kandungan polifenol dalam teh hijau berkisar antara 10% hingga 15%. Penelitian terakhir yang dilakukan Yasuda dan Arakawa menyatakan, teh hijau mempunyai pengaruh aksi deodorisasi terhadap metil merkaptan (MeSH). Di antara polifenol yang terdapat dalam teh hijau, epigalokatekin galat memperlihatkan kemampuan aksi deodorisasi yang paling kuat.

Mereka menduga, aksi deodorisasi oleh epigalokatekin galat pada MeSH tersebut dihubungkan dengan reaktivitas grup -OH dalam cincin B dari epigalokatekin galat yang berubah menjadi ortokuinon dan berkonjugasi dengan grup tiometil atau metil sulfinil menghasilkan tio eter atau sulfinil eter.

Aktivitas deodorisasi

Bau busuk yang sering terjadi di sekitar kita biasanya akibat campuran beberapa komponen. Demikian halnya pula dengan bau mulut. Bau mulut dapat disebabkan beberapa senyawa seperti MeSH, hidrogen sulfida serta dimetil sulfida. Ketiga senyawa tersebut merupakan hasil pembongkaran senyawa protein oleh bakteri atau enzim dalam jaringan. Di antara tiga komponen tersebut di atas, MeSH merupakan senyawa yang paling banyak dihubungkan keberadaannya dengan bau mulut.

Dua peneliti dari Jepang, Hibino dan Sakanaka telah menguji pengaruh ekstrak teh hijau terhadap komponen yang mempunyai bau busuk seperti MeSH, trimetil amin, dan amonia.

Beberapa ekstrak tanaman telah diteliti aktivitas deodorisasinya terhadap MeSH. Polifenol teh hijau memperlihatkan pengaruh yang kuat saat analisis menggunakan kromatografi gas (GC). Analisis aktivitas deodorisasi dilakukan dengan metode sebagai berikut. Dua buah gelas vial ukuran 10 ml masing-masing diisi dengan 1 ml larutan garam MeSH dan ditambahkan 1 ml larutan ekstrak teh hijau masing-masing 0,1% dan 0,5%.

Gelas vial tersebut kemudian disimpan pada suhu 37 oC selama 5 menit. Head space udara kemudian dianalisis menggunakan GC.

Aktivitas deodorisasi ekstrak teh hijau pada MesH kemudian dibandingkan dengan Sodium Copper Chlorophyllin (SCC) yang biasa digunakan sebagai deodoran. Hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel.

Trimetil amin merupakan komponen utama yang menyebabkan bau yang kurang nyaman di rumah sakit atau pasar ikan. Aktivitas ekstrak teh hijau dalam trimetil amin telah diuji dengan metode yang sama seperti halnya yang dilakukan terhadap MeSH. Sebuah penelitian di Jepang melaporkan, ikan yang dimasak dalam larutan ekstrak teh lebih rendah kandungan trimetil aminnya dibandingkan ikan yang dimasak dalam air biasa.

Amonia dan asap rokok

Amonia juga merupakan komponen berbau keras yang dalam jumlah kecil saja dapat berpengaruh terhadap kualitas beberapa makanan. Pengaruh penghilangan bau oleh ekstrak teh hijau dalam amonia telah diuji menggunakan metode sebagai berikut. Sebanyak 1 ml larutan ekstrak teh hijau dibuat untuk menembus lembaran kapas adsorben (3 x 3cm; 0,15g) yang ditempatkan dalam botol plastik bervolume 3 liter.

Sebanyak 1 ml udara head space disedot dengan syringe dan dimasukkan dalam botol plastik. Setelah disimpan selama 5 menit pada suhu ruangan, konsentrasi amonia dalam botol plastik diukur menggunakan sistem deteksi gas amonia (Gastec Corp., Japan). Konsentrasi gas amonia secara jelas menurun dengan adanya kapas absorben yang dibasahi dengan esktrak teh hijau.

Bau asap rokok secara umum juga tidak disukai dan berbahaya. Hal ini terutama sekali terjadi dalam ruangan yang kecil, karena bau tersebut tinggal selama beberapa saat. Akhir-akhir ini dijelaskan, asap rokok diketahui mengandung komponen yang dapat menyebabkan kanker.

Habino dan Sakanaka melakukan penelitian untuk melihat aktivitas ekstrak teh hijau terhadap asap rokok. Sebanyak 1 ml 0,2% dan 1,0% larutan ekstrak teh hijau masing-masing ditempatkan dalam 10 ml gelas vial. Kemudian 1 ml asap rokok diembuskan pada kapas dari permukaan udara gelas vial tersebut menggunakan syringe.

Gelas vial ditutup kemudian diinkubasi pada suhu 37 oC. Setelah 5 menit inkubasi, gas head space dianalisis menggunakan GC. Pengaruh deodorisasi ditandai dengan menurunnya rasio puncak utama dalam GC. Hasil penelitian menyatakan, ekstrak teh hijau memperlihatkan aktivitas yang nyata terhadap deodorisasi asap rokok. Sebuah penelitian telah dilakukan dengan membuat permen yang mengandung ekstrak teh hijau dengan formula 1 mg ekstrak teh hijau/gram permen. Relawan yang mengunyah permen mengandung ekstrak teh hijau memperlihatkan bau mulut yang menurun.***

Dadan Rohdiana,

Dosen Jurusan Teknologi Pangan Unpas. Peneliti di Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung.
Sumber:www.pikiran-rakyat.co.id

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Makasih banyak om Dadan..saya jadi bisa meneliti lebih lanjut tema penelitian saya mengenai ekstrak daun teh utk tugas subsie di sekolah..this is really helpful..

Dadan Rohdiana mengatakan...

Terimakasih atas kunjungannya di blog saya. Silahkan mampir di rumah saya yang baru http://www.rumahteh.com/Lifestyle.php